Sabtu, 26 Juli 2014

Yayan leave CLS, Kuntara leave SW. Hangtuah semakin kuat.

Banyak yang terkejut ketika CLS Knights Surabaya memutuskan tidak memperpanjang kontrak shooting guard Andrie Ekayana. Padahal, Yayan –begitu dia biasa dipanggil– adalah salah seorang pemain penting CLS di NBL Indonesia musim lalu.

Kim Dong-won, head coach CLS, sering memercayai mantan pemain tim nasional itu sebagai starter. Bermain 27 kali, Yayan mencetak 280 poin pada musim reguler. Itu berarti pemain kelahiran Malang tersebut membukukan 10,37 point/game untuk CLS.
Meski pada 31 Juli nanti Yayan genap 32 tahun, dia tetap punya kontribusi tidak sedikit bagi CLS. Yayan menjadi pemain terproduktif ketiga CLS dalam pengumpulan rata-rata poin di regular season. Dia hanya berada di belakang dua mesin poin utama Mario Wuysang (12,54 points/game) dan Sandy Febiansyakh (10,63 points/game).  
Kabar yang berkembang malah menyebutkan bahwa mantan pemain Bimasakti Malang dan Aspac Jakarta itu dilepas atas rekomendasi Mr. Kim. Hal yang aneh, mengingat Yayan bisa disebut sebagai salah seorang pemain kesayangan pelatih asal Korsel tersebut.
Dengan reputasi dan kemampuan yang dimiliki, Yayan pun masih diminati beberapa tim. Bimasakti, tim profesional pertamanya, pernah menyatakan tertarik kepada dia. Namun, belum ada tindak lanjut. Terbaru, klub yang cukup serius adalah Hangtuah Sumsel IM.
General Manager Hangtuah Ferri Jufry mengatakan, pihaknya sudah meminta izin kepada manajemen CLS untuk berbicara dengan Yayan. Hangtuah membutuhkan leader gara-gara sang kapten Ary Sapto harus naik ke meja operasi karena cedera.
’’Kami belum berbicara gaji dan kontrak. Masih bicara-bicara ringan. Sebab, Yayan sendiri masih berpikir apakah akan pensiun atau bermain lagi,’’ ucap Ferri Kamis (24/7).
’’Mudah-mudahan dia tertarik. Kami juga memikirkan soal keluarganya (yang berada di Malang, Red) biar dia bisa berfokus dan berjodoh dengan Hangtuah,’’ imbuhnya.
Bagi Ferri, masuknya Yayan akan membuat timnya semakin kuat. Sebab, Hangtuah lebih dulu mendapat dua pemain penting. Pertama adalah bintang Pacific Caesar Surabaya Airlangga Sabara. Power forward bertinggi 190 cm tersebut menempati peringkat pertama di skuad Pacific. Jadi, sesuai dengan ketentuan liga, Hangtuah harus menebus Airlangga Rp 150 juta.
 Selain Airlangga, Hangtuah meminjam salah seorang point guard muda paling berbakat di Indonesia, Januar Kuntara. Kapten tim Jabar kala merebut medali emas PON 2012 itu dipinjam dari Satya Wacana Metro LBC Bandung. (nur/c4/dns/jppn/tn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar